Pandangan Ward C Halstead tentang Intelegensi
oleh :
Ward C Halstead
Ward Halstead (1908-1968) meraih gelar Ph.D. dari Northwestern University dan mengajar di Sekolah Kedokteran di University of Chicago. Selama 1930-an dan 1940-an, ia bekerja dalam conjuction dengan ahli saraf dan ahli bedah saraf di sana untuk mengevaluasi pasien dari persepctive neuropsikologis. Dia merancang dan menguji banyak tugas besar dengan pasien di bangsal sana. Banyak dari pendekatan evaluatif ia dibuang sementara menetap pada serangkaian tes yang akhirnya membentuk inti dari Baterai Uji Halstead-Reitan Neuropsikologi (HRNTB). Ralph Reitan mulai bekerja dengan Halstead di laboratoriumnya tahun 1940-an, naik Ph.D. pada tahun 1950, dan mendirikan laboratorium neuropsikologi di Indiana University Medical Center di 1951. Ada Reitan diperpanjang karya Halstead dalam perakitan baterai dari tes untuk evaluasi menyeluruh terhadap kerusakan otak individu.
Pandangan Halstead tentang Intelegensi
Teori Halstead Menurut Halstead (Azwar, 1996) terdapat sejumlah
fungsi otak yang berkaitan dengan inteligensi dan relatif bebas dari
aspek-aspek kebudayaan. Fungsi otak ini memiliki dasar biologis dan berlaku
bagi fungsi otak setiap individu. Otak manusia terdiri atas tiga bagian :
a. Batang otak yang berfungsi motor sensorik yang
penting bagi kelangsungan hidup dengan memutuskan menghadapi atau lari dari
bahaya.
b. Sistem limbik yang berperan dalam perasaan atau emosi,
memori, bioritmik dan kekebalan.
c.
Neokorteks yang penting bagi proses berpikir intelektual, bahasa dan kecerdasan
yang lebih tinggi.
Halstead
mengemukakan adanya empat faktor inteligensi yang menjadi dasar inteligensi biologis,
yaitu (Azwar, 1996) :
a.
Faktor Central Integrative (C)
Faktor
ini berupa kemampuan untuk mengorganisasikan pengalaman. Faktor ini berfungsi
untuk menyesuaikan dimana latar belakang pengalaman seseorang dan hasil
belajarnya akan mengintegrasikan pengalaman-pengalaman barunya.
b.
Faktor Abstraction (A)
Faktor
ini merupakan kemampuan mengelompokkan sesuatu dengan cara-cara yang berbeda
dan kemampuan untuk melihat kesamaan dan perbedaan yang terdapat di antara
benda-benda, konsep-konsep, dan peristiwa-peristiwa.
c.
Faktor Power (P)
Faktor
ini merupakan kekuatan otak dalam arti tenaga otak yang penuh. Faktor ini
berkaitan dengan kemampuan mengekang afeksi sehingga kemampuan rasional dan
intelektual dapat tumbuh dan berkembang.
d.
Faktor Directional (D)
Faktor ini merupakan kemampuan yang memberikan arah dan
sasaran bagi kemampuan-kemampuan individu. Kemampuan ini menunjukkan dengan
spesifik cara mengekspresikan intelek dan perilaku.